Rosa Adik Iparku Toge
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
Usiaku sudah hampir mencapai tiga puluh lima, ya… sekitar 3 tahunan lagi lah. Aku tinggal bersama mertuaku yang sudah lama ditinggal mati suaminya akibat penyakit yang dideritanya. Dari itu istriku berharap aku tinggal di rumah supaya kami tetap berkumpul sebagai keluarga tidak terpisah. Di rumah itu, kami tinggal 7 orang, ironisnya hanya aku dan anak laki-lakiku yang berumur 1 tahun berjenis kelamin cowok di rumah tersebut, lainnya cewek.
Jadi… begini nih ceritanya. Awal Desember lalu aku tidak bekerja lagi karena mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut. Hari demi hari kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku.
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
Pagi sekitar pukul 9 wib, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada di samping, ah… mungkin lagi di beranda, cetusku dalam hati. Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. Seketika itu pula pintu kamar terbuka dengan tergesanya. Oh… ternyata dia bersama tantenya, Rosa yang tak lain adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi pipis di celana. Rosa mengganti celana anakku.
“Kemana mamanya, Sa…?” tanyaku.
“Lagi ke pasar bang,” jawabnya.
“Emang gak diberi tau, ya?” timpalnya lagi.
Aku melihat Rosa pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat ke arah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku.
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
“Kenapa kamu?” tanyaku heran.
“Hmm Anu bang…” sambil melihat kembali ke bawah.
“Oh… maaf ya, Sa?” terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm… tadi malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai celana hehehe…
Anehnya, Rosa hanya tersenyum, bukan tersenyum malu, malah beliau menyindir.
“Abis tempur ya, bang. Mau dong…” Katanya tanpa ragu.
“Haaa?” kontan saja aku terkejut mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke toilet kamarku.
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
Dua hari setelah mengingat pernyataan Rosa kemarin itu, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu. Setahu aku, Rosa itu anak paling sopan, tidak banyak bicara dan jarang bergaul. Ah… masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan menyia-nyiakannya. Gimana gak aku sia-siakan, tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi, kulit sawo matang, rambut lurus panjang.
Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis sinetron Titi Kamal. Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ketika itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga almarhum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas kuliah.
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
Hanya aku dan Rosa di rumah. Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk urusan “saluran air”, aku berpapasan dengan Rosa yang baru selesai mandi. Wow, dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pahanya. Dia tersenyum dan akupun tersenyum juga, seperti mengisyaratkan sesuatu.
Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor.
“Siapa?” tanyaku.
“Duhhhh… kan cuma kita berdua di rumah ini, bang,” jawabnya.
“Oh iya, ada apa, Sa…?” tanyaku lagi.
“Bang, lampu di kamar aku mati tuh.”
“Cepatan dong!!”
“Oo… iya, bentar ya,” balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Rosa.
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud.
“Sa, kamu pegangin nih kursi ya?” perintahku.
“OK, bang,” balasnya.
“Kok kamu belum pake baju?” tanyaku heran.
“Abisnya agak gelap, bang?”
“Ooo….!?”
Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Rosa. Dan…. braaak aku jatuh ke ranjang, dan aku menghimpit Rosa…
“Ou… ou….” apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka.
“Maaf, Sa.”
“Gak apa-apa bang.”
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
Anehnya Rosa tidak segera menutup handuk tersebut, aku masih berada di atas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan saja barangku tegang.
Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir di tubuh kami, dengan berani kucium bibirnya, Rosa hanya terdiam dan tidak membalas.
“Kok kamu diam?”
“Ehmm… malu, Bang.”
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan bimbinganku Rosa mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. Payudara miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap dan malah kupelintir dikit.
“Ouhh… sakit, bang. Tapi enak kok.”
“Sa… tubuh kamu bagus sekali, sayang… ouhmmm…” sembari aku melanjutkan ke bagian perut, pusar dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Rosa tidak melarang aku bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
Sungguh indah dan harum memeknya Rosa, maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap sekuatnya sangkin geramnya aku.
“Adauuu… sakiiit,” tentu saja ia melonjak kesakitan.
“Oh, maaf Sa.”
“Jangan seperti itu dong,” Rosa merintih.
“Ayo lanjutin lagi,” pintanya kemudian.
“Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang,” aturnya kemudian.
Tubuhku kini terlentang pasrah. Rosa langsung saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.
“Ohhh… Sa, enak kali sayang, ah…?” kalau yang ini entah ia pelajari dari mana, masa bodo ahh…!!
“Duh, gede amat barang mu, Bang.”
“Ohhh…”
“Bang, Rosa sudah tidak tahan, nih… masukkin punya mu, ya Bang.”
“Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan lagi.”
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
Rosa kini mengambil posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang vaginanya. Semula agak sulit, tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru agak sedikit gampang masuknya.
“Ouuu… ahhhhh…” Seluruh kemaluanku amblas ke dalam gua kenikmatan milik Rosa.
“Awwwh, Baaaang… akhhhhh…” Rosa mulai memompa dengan menopang dadaku. Tidak hanya memompa, kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil meremas-remas payudaranya sendiri.
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya. Rosa semakin histeris setelah kujilati kembali gunung indahnya.
“Akhhhh… aku sudah tidak tahan lagi, bang. Mau keluar nih.. Awwwhh…?”
“Jangan dulu Sa, tahan ya bentar,”
Hanya sekali balik kini aku sudah berada di atas tubuh Rosa genjotan demi genjotan kulesakkan ke memeknya. Rosa terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan.
“Ampuuuun… ahhhh… trus, Bang.”
“Baaang… goyangnya cepatin lagi, ahhhh… dah mau keluar nih.”
Rosa Adik Iparku Toge – Kisah Becek.
Rosa tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.
“Oughhhhh…. abang juga mau keluar, Zzhaa,” kugoyang semangkin cepat, cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Rosa membahana di ruang kamar.
Erangan panjang kami sudah mulai menampakkan akhir pertandingan ini.
Agen Slots Gacor – Slot Gacor – Slots Gacor – Agen Tembak Ikan – Agen Bola SBOBET – Agen Bola IBCBET – Agen Casino – Agen Live Casino – Agen Poker Online – Agen Domino99 Online – Agen Capsa Susun Online – Agen Ceme Online – Agen Capsa Online – Agen Joker – Agen Slot Games – Agen Sabung Ayam – Agen Slots Terlengkap Deposit Pulsa
” ouughhhhh… ouhhhhhh….”
“Enak, Baaaangg….”
“Iya sayang, ehmmmmmm,” kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina Rosa dan setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya, kuminta ia agar membersihkannya.
“mmmmmmuaaachhhhh…” dikecupnya punyaku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.
Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik di rumah, kamar mandi, di hotel bahkan ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu di ruang tamu. Dimanapun Rosa siap dan di situ aku juga siap.